Selasa, 04 Agustus 2015

Kepemimpinan

21.18 Posted by Unknown No comments
KEPEMIMPINAN

Dalam suatu organisasi seorang pemimpin sangat lah penting perannya. Mengapa demikian? karena pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin juga memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan dalam suatu organisasi.

Pengertian Kepemimpinan

Jadi, apa sih yang dimaksud dengan kepemimpinan? Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada 3 hal penting yang dapat diambil dari pengertian tersebut  :
1. Kepemimpinan menyangkut orang lain yaitu bawahan atau pengikut. Proses kepemimpina dapat berjalan apabila ada kesediaan dari para bawahan untuk menerima pengarahan dari pemimpin.
2. Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara para pemimpin dan anggota kelompok. Seorang pemimpin dapat mengarahkan kegiatan para anggota kelompok namun tidak sebaliknya.
3. Pemimpin selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut dapat juga mempergunakan pengaruh. Pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan untuk melakukan suatu pekerjaan tetapi dapat juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.

Pendekatan-Pendekatan Studi Kepemimpinan

1. Pendekatan sifat-sifat kepemimpinan
    Para teoritisi kesifatan percaya bahwa para pemimpin memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang menyebabkan mereka dapat memimpin para pengikutnya. Berbagai studi pembandingan sifat-sifat pemimpin dan bukan pemimpin menemukan bahwa pemimpin cenderung memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi, lebih ramah, dan lebih percaya diri daripada yang lain dan mempunyai kebutuhan akan kekuasaan lebih besar.
    Tetapi kombinasi sifat-sifat tertentu yang akan membedakan antara pemimpin atau calon pemimpin dengan pengikut belum pernah ditemukan. Sehingga timbul anggapan para peneliti bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat, atau seseorang dilahirkan membawa atau tidak membawa sifat-sifat yang diperlukan bagi seorang pemimpin.
    Penelitia-penelitian yang pernah dilakukan belum pernah dapat menunjukkan bahwa sifat-sifat tertentu dapat membedakan antara pemimpin efektif dan yang tidak efektif.
    Edwin Ghiselli mengemukakan beberapa sifat yang penting bagi kepemimpinan yang efektif, yaitu  :
    - Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas
    - Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan
    - Kecerdasan
    - Ketegasan
    - Kepercayaan diri
    - Inisiatif
    Keith Davis menyampaikan 4 sifat yang berpengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan  :
    - Kecerdasan
    - Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial
    - Motivasi diri dan dorongan berprestasi
    - Sikap-sikap hubungan manusiawi
   Keterbatasan Pendekatan Kesifatan yaitu walaupun semua sifat yang dikemukakan oleh para peneliti merupakan sifat yang diinginkan ada dalam diri pemimpin namun tidak satupun sifat yang secara absolut esensial.

2. Pendekatan Perilaku Kepemimpinan
    Pendekatan perilaku mencoba untuk mencari apa yang dilakukan oleh para pemimpin efektif, bagaimana mereka mendelegasikan tugas, bagaimana mereka berkomunikasi dan memotivasi bawahan mereka, bagaimana mereka menjalankan tugas-tugas, dan sebagainya. Individu dapat dilatih dengan perilaku-perilaku kepemimpinan yang tepat agar mampu memimpin dengan efektif. Jadi,satu perilaku kepemimpinan yang cocok dalam suatu situasi tidak harus cocok dalam situasi yang lain.
    Pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya pada dua aspek perilaku kepemimpinan yaitu fungsi-fungsi dan gaya kepemimpinan.

    Fungsi-fungsi kepemimpinan
    1. Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan masalah, menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi, dan pendapat.
    2. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau sosial, mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar seperti persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat, dan sebagainya.

    Gaya-gaya kepemimpinan
    1. Gaya dengan orientasi tugas. Manajer mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai dengan yang diinginkannya. Manajer lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawan.
    2. Gaya dengan orientasi karyawan. Manajer mencoba untuk lebih memotivasi karyawan daripada mengawasi mereka. Para manajer mendorong anggota kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan-hubungan saling mempercayai serta menghormati para anggota kelompok.

    Teori-Teori dan Penelitian-Penelitian yang Paling Terkenal
    1. Teori X dan teori Y dari McGregor
         McGregor membagi manusia menjadi 2 kelompok yaitu kelompok X dan kelompok Y.
         Anggapan teori X
         - Rata-rata pembawaan manusia malas, tidak menyukai pekerjaan
         - Orang harus dipaksa, diawasi, diarahkan, atau diancam dengan hukuman supaya mereka mau menjalankan tugas untuk mencapai tujuan organisasi
         - Rata-rata ingin menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi kecil, dan menginginkan keamanan atau jaminan hidup diatas segalanya
        Anggapa teori Y
        - Penggunaan usaha fisik dan mental merupakan kodrat manusia dalam bekerja
        - Orang akan melakukan pengendalian diri dan pengarahan diri untuk mencapai tujuan yang telah disetujuinya.
       - Keterikatan pada tujuan merupakan fungsi dari penghargaan yang berhubungan dengan prestasi mereka
       - Rata-rata manusia dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk menerima tetapi juga mencari tanggung jawab
       - Ada kapasitas besar untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreatifitas dalam penyelesaian masalah
       - Potensi intelektual rata-rata manusia hanya digunakan sebagia saja dalam kondisi kehidupan industri modern
      Seorang pemimpin dengan anggapan teori X cenderung menyukai gaya kepemimpinan otokratik. sedangkan pemimpin dengan anggapan teori Y cenderung menyukai gaya kepemimpinan partisipatif atau demokratik.

  2. Empat sistem manajemen dari Likert
      - Manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya
      - Manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut.
      - Manajer menetapkan tujuan-tujuan dan perintah-perintah setelah hal-hal tersebut didiskusikan dahulu dengan bawahan.
      - Tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Untuk memotivasi bawahan manajer tidak hanya mempergunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan kepada bawahan perasaan dibutuhkan dan penting.

  3. Kisi-kisi manajerial dari Blake dan Mouton
      Kisi-kisi manajerial yang dikembangkan oleh Blake dan Mouton juga berkenaan dengan orientasi-orientasi manajer pada tugas dan karyawan, serta kombinasi antara kedua ekstrim.

  4. Studi Ohio State
      Menurut studi Ohio state terdapat dua kelompok perilaku yang mempengaruhi efektifitas kepemimpinan   :
      1. Faktor pertimbangan (consideration)  menggambarkan hubungan yang antara seorang atasan dan bawahan, adanya saling percaya, kekeluargaan dan penghargaan terhadap gagasan bawahan.
      2. Initiating structure, menjelaskan bahwa seorang pemimpin itu mengatur dan menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, struktur peran dalam pencapaian tujuan organisasi dan cara pelaksanaannya.
      Para peneliti juga menemukan bahwa penilaian bawahan terhadpa efektifitas pemimpin tidak tergantung pada gaya tertentu dari pemimpin tetapi pada situasi dimana gaya tersebut digunakan.

3. Pendekatan Situasional-Contingency
    Menggambarkan bahwa gaya yang digunakan adalah bergantung pada faktor-faktor seperti situasi, karyawan, tugas, organisasi, dan variabel-variabel lingkungan lainnya.
    - Rangkaian kesatuan kepemimpinan Tannenbaum dan Schmidt
       Manajer harus mempertimbangkan 3 kumpulan kekuatan sebelum menentukan gaya kepemimpinan  :
       1. Kekuatan dalam diri manajer
           - Sistem nilai
           - Kepercayaan terhadap bawahan
           - Kecenderungan kepemimpinannya sendiri
           - Perasaan aman dan tidak aman
       2. Kekuatan dalam diri para bawahan
           - Kebutuhan mereka akan kebebasan
           - Kebutuhan mereka akan peningkatan tanggung jawab
           -apakah mereka tertarik dalam dan mempunyai keahlian untuk penanganan masalah
           - harapan mereka mengenai keterlibatan dalam pembuatan keputusan
      3. Kekuatan dari situasi
          - Tipe organisasi
          - Efektifitas kelompok
          - Desakan waktu
          - Sifat masalah itu sendiri
    - Teori Contingency dari Fiedler
       Efektifitas suatu kelompok atau organisasi tergantung pada interaksi antara kepribadian pemimpin dan situasi. situasi dirumuskan dengan dua hal yaitu derajat situasi dimana pemimpin menguasai, mengendalikan dan mempengaruhi situasi, dan derajat situasi yang menghadapkan manajer dengan ketidak pastian.
    - Teori Siklus-Kehidupan dari Hersey dan Blanchard
       Konsep dasar teori kehidupan adalah bahwa strategi dan perilaku pemimpin harus situasional dan terutama didasarkan pada kedewasaan atai ketidakdewasaan para pengikut.
 

Oleh: Firsty

0 komentar:

Posting Komentar